Thursday, October 20, 2016

KUALITAS CETAK DAN PENGENDALIANNYA (Keseragaman/Kestabilan Tinta Cetak)

Keseragaman dan kestabilan lapisan tinta adalah suatu nilai ketebalan atau kehitaman lapisan tinta yang dicapai oleh perpaduan antara jenis kertas dengan jenis tinta cetak dan dengan warna tertentu. Setiap pabrik tinta cetak memproduksi jenis tinta yang disesuaikan dengan jenis kertas, karakter kertas bahkan bahan baku kertas. Karena itu perpaduan jenis kertas dan jenis tinta yang tepat akan dapat diperoleh nilai tebal tinta yang ideal. Lapisan tinta yang ideal/normal adalah suatu lapisan tinta maksimal yang dapat dicapai pada kertas, bahwa dengan nilai tebal lapisan tinta tersebut, detail titik raster tidak berubah membesar atau mengecil dan tidak berubah bentuk (tidak terjadi dot-gain).

Aspek-aspek teknis yang mempengaruhi kesempurnaan lapisan tinta :
a. Sistem penintaan mesin cetak ofset dituntut syarat-syarat agar mampu menghasilkan lapisan tinta stabil, seperti : (1) kondisi fisik rol-rol tinta (terutama rol-rol karet) memiliki nilai kekenyalan sesuai dengan fungsinya, diameter yang sama, permukaan karet redup dan berpori-pori; (2) posisi (tekanan diantara rol-rol) baik, terutama tekanan antara rol jilat dengan rol bak tinta harus baik, rol jilat dengan rol distribusi harus sempurna,  tekanan  rol-rol form / rol
(lebar pertemuan rol-rol form diatas pelat ± 6% dari diameter rol), rol-rol form harus sempurna tekanannya ke rol-rol distribusi; kemudian (3) perbandingan luas permukaan seluruh permukaan rol-rol tinta dibanding dengan luas permukaan bidang cetak sebaiknya mencapai (7 s.d 8) : 1. Sistem penintaan yang demikian akan mampu memberikan/menyalurkan  jumlah lapisan tinta yang stabil sesuai dengan luas bidang cetak (printing area) mesin cetaknya.
b. Sistem pengendalian lapisan tinta. Pengendalian/pengaturan lapisan tinta dengan manual (dilakukan operator melalui penyetelan baut penyetel pada bak tinta) sangat tergantung dari ketrampilan dan kecermatan operatornya. Sistem penyetelan lapisan tinta dengan remote control inking system memberi-kan kemudahan penyetelan lapisan tinta, namun demikian tetap harus dilakukan monitoring tebal lapisan tinta pada hasil cetakan.
c. Pemanfaatan peralatan dan sarana pengendali lapisan tinta (seperti densitometer, spectro-fotometer), yang mampu mengukur tidak saja tebal lapisan tinta, tetapi juga trapping, dot gain, register, dll.
Persyaratan pemanfaatan peralatan pengendali tinta ini dalam model gambar yang dicetak harus diikutsertakan sarana pengendali, yaitu: color control strip/print control strip/color bar dan printability test form. Sarana pengendali printability test form berisi elemen gambar ukur yang mampu mendeteksi : kondisi mesin, kondisi rol tinta, kondisi rol air, kesesuaian antara kerataan/kehalusan permukaan kertas dengan kehalusan raster, tebal lapisan tinta, trapping, dot gain, dll.

Gambar “printability test form/acuan penguji kemampuan cetak”, adalah suatu model acuan yang terdiri dari berbagai elemen gambar yang dapat berfungsi : mendeteksi kondisi mesin cetak, rol-rol tinta dan rol air, keseimbangan air dan tinta, kesesuaian antara tinta dan kertas, kemampuan operator mesin cetak, dll
Perkembangan teknologi mesin cetak dari beberapa pabrik mesin cetak sudah sangat canggih dengan mengaplikasikan perkembangan teknik komputer, (seperti pabrik-pabrik mesin cetak di Eropa dan di Asia) sehingga pengoperasian mesin, pengendalian lapisan tinta, penyetelan awal tebal tinta/pre-setting, ketepatan cetak, pengendalian distribusi air dan distribusi tinta, dll sudah terintegrasi didalam mesin cetaknya, sehingga operator semakin dimudahkan oleh perkembangan teknologi ini.
Jadi dapat diambil satu pengertian umum bahwa kualitas suatu barang cetakan (model apapun, warna khusus atau proses, satu warna maupun multi warna) dapat ditentukan melalui : mutu pewarnaan (kestabilan dan keseragaman warna atau keseragaman lapisan tinta), kelengkapan atau detail elemen cetak, batasan nilai nada, ketepatan cetak/register, penumpukan warna pada cetakan multi warna, serta sifat permukaan kertas atau bahan cetaknya.
Usaha untuk melakukan standardisasi disegala aspek dan unsur didalam proses produksi cetak (misal standardisasi mesin cetak, proses produksi cetak, alur proses produksi, standardisasi kertas, tinta, bahan pendukung produksi, bahkan standardisasi ketrampilan/keahlian teknis produksi) sedang dirintis dan dilakukan.
Mengingat rumitnya melakukan standardisasi bidang cetak-mencetak ini, maka beberapa terminologi/batasan kebiasaan di industri percetakan untuk merujuk suatu kualitas barang cetakan sering masih dilakukan, yaitu :
1.Warna hasil cetakan sesuai atau mendekati benar dengan contoh/sample maupun proofnya.
Yang menjadi pembahasan kemudian adalah jenis-jenis sample dan proof/cetak coba yang dipergunakan oleh pemesan untuk dipedomani oleh operator cetaknya.Macam-macam sample dan proof,yaitu :
a. Contoh/sample hasil cetakan (terdahulu).
Masalah yang muncul dalam mempedomani hasil cetakan terdahulu sebagai standard pencetakan adalah :
    1). Jenis bahan cetak (kertas) harus sama;
    2). Jenis tinta cetak harus sama;
    3). Teknik cetak harus sama;
    4). Mesin cetaknya ?
Apabila unsur-unsur diatas yang terdapat pada cetakan terdahulu tidak sama dengan pencetakan yang sedang berlangsung, maka hasilnya tidak akan sama. Misalnya : perbedaan kertas akan mempengaruhi kecerahan warna, karena dalam kurun waktu tertentu warna kertas akan berubah, dan warna cetakan terdahulu juga akan berubah, dan seterusnya perbedaan unsur diatas akan menghasilkan cetakan yang berbeda dengan contohnya.
b. Proof hasil dari cetakan mesin proof.
Hasil cetak dari mesin proof berbeda dengan hasil cetak mesin produksi, karena berbagai persyaratan teknis produksi, seperti :
1). Konstruksi sistem penintaan tidak sama
2). Sistem pembasahan tidak sama.
3). Sistem transportasi kertas sangat berbeda,
4). Pengaturan skala tekanan cetak pada mesin proof dan mesin
    produksi sangat berbeda
c.  Sample/contoh dari digital proofing. Warna hasil dari digital proofing tidak sama benar dengan warna hasil cetakan, karena bahan pewarna/pigment pada warna untuk digital proofing berbeda dengan pigment pada tinta cetak.

0 comments:

Post a Comment